Tersedak adalah masuknya benda asing
misalnya makanan atau minuman yang masuk ke dalam esofagus dan tersangkut. Proses menelan yaitu makanan atau bolus masuk dalam
mulut, kemudian ada dorongan dari lidah ke belakang sehingga bolus terdorong
masuk menuju faring. Kemudian uvula terangkat sehingga mencegah bolus masuk ke
nasal. Bolus masuk ke faring atau lebih tepatnya orofaring. Setelah bolus
melewati orofaring kemudian bolus melewati laringofaring dan menyentuh
epiglotis sehingga epiglotis menutup agar bolus tetap berda pada jalur
pencernaan yaitu esofagus. Kemudian esofagus meneruskan bolus ke gaster dengan
gerakan peristaltik (Sherwood, 2011).
Tersedak
dapat terjadi karena makanan yang seharusnya masuk ke esofagus, tidak sengaja
masuk ke trakea (saluran pernapasan) akibatnya epiglotis membuka ketika makanan
masuk. Saat menelan, epiglotis akan menutup saluran pernapasan. Tetapi apabila
makan terlalu cepat, bnayak dan sambil berbicara, maka epiglotis akan bekerja
dengan kacau. Sehingga secara tidak sengaja, epiglotis akan membuka dan makanan
masuk, karena waktu makanan masuk dan nafas itu bersamaan, sehingga makanan
masuk ke trakea. Akibatnya akan refleks dan mengeluarkan makanan itu dari
trakea.
Tersedak dapat terjadi karena beberapa faktor antara
lain,
1. Faktor
personal yaitu umur (paling sering pada anak < 4 tahun) jenis kelamin
(perempuan lebih sering daripada laki-laki), pekerjaan, kondisi social, tempat
tinggal
2. Kegagalan
mekanisme perlindungan yang normal misalnya pada saat tidur, kesadaran menurun,
mabuk dan epilepsy
3. Faktor
fisik yaitu adanya kelainan bawaan dan kelainan neurologik
4. Faktor
kejiwaan
Gejala orang yang mengalami tersedak adalah
batuk-batuk, karena batuk merupakan mekanisme pertahanan tubuh untuk
mengeluarkan benda asing dari tenggorokan. Sesak nafas, tidak ada suara atau
suara serak, mengi, juga merupakan gejala tersedak benda yang berukuran besar.
Tersedak dapat mengakibatkan :
1. Berhentinya
nafas karena jalan nafas tersumbat, kekurangan O2 terjadi hipoksia, kerja otot pernapasan meningkat,
ada penumpukan sisa pembakaran (CO2), mengganggu susunan system
saraf pusat, yang mengakibtakan tertekannya saraf pusat nafas di system saraf
tersebut dan terjadilah henti nafas.
2. Henti
jantung yang dikarenakan tersumbatnya jalan nafas, O2 berkurang, terjadi
hipoksia, pasokan darah untuk jantung berkurang yang mengakibatkan jantung
tidak dapat berkontraksi dan terjadilah henti jantung.
3. Pingsan
dapat terjadi karena tersedak mengkibatkan perenggangan kerongkongan, stimulasi
saraf vagal (refleks abnormal). Degup jantung mengendur, volume darah yang
dipompa ke jantung menurun, otak kekurangan zat asam yang mengakibatkan
seseorang pingsan
Tindakan yang cepat dan tepat dilakukan dalam
mengatasi tersedak ini adalah sebagai berikut :
1. Membatukkan
benda asing keluar melalui mulut, bila benda asing keluar dari hidung, hrus
segera dibersihkan agar tidak menyumbat hidung.
2. Pada
anak kecil, dapat dibntu dibantu dengan membalikan anak dengan kepala di bawah
menepuk-nepuk punggung dan tengkuk hingga benda asing terbatukkan keluar
3. Bila
benda asing menyumbat total saluran nafas yang ditani dengan sesak tidak adanya
suara, maka dapat dilakukan pertolongan dengan perasat Heimlich dengan cara :
a. Bila
korban berdiri, penolong berada di belakang korban lalu melingkarkan tangan ke
dada pasien sedangkan kepalan berada di perut pasien bagian atas, kemudian
hentakan tangan kea rah belakang atas secara tiba-tiba dengan tujuan benda
asing akan terdorong keluar karena
tekanan yang dihasilkan.
b. Bila
korban terbaring, baringkan korban dengan kepala lurus dan leher tidak tertekuk
ke samping. Lalu penolong berda di samping korban dan letakkan kepalan tangan
pada perut bagian atas dan lakukan penekanan kea arah bawah atas agar benda
asing terdorong keluar.
c. Pada
anak kecil, korban dipangku oleh penolong lalu dengan 2 atau 3 jari saja
laukaakn penekanan pada perut bagian atas sedangkan bil anak terbaring lakukan
hal yang sama seperti orang dewasa hanya saja penolong hanya menggunakan
jari-jarinya saja.
DAFTAR
PUSTAKA
Setiawan, Michael.(2013).Gangguan
respirasi pada penyakit saraf.CDK-207.Vol.40.no.8.
Purwoko, Susi.(2007).Pertolongan pertama dan RJP pada anak.
Jakarta : Arcan.
No comments:
Post a Comment