Mata itu adalah salah satu alat indra yang berfungsi untuk melihat. Mata merupakan organ yang
tersusun oleh banyak lapisan dan saraf. Mata adalah struktur
bulat yang dibungkus oleh 3 lapisan. Dari bagian paling luar hingga paling
dalam lapisan-lapisan tersebut yaitu ada konjungtiva yang melapisi kornea dan
kelopak mata, sklera, kornea, aquosus humor, pupil, iris, vitreus humor, pembuluh
darah, khoroid, retina dan fovea. (Sherwood, 2011)
Mekanisme penglihatan
secara normal apabila berkas cahaya masuk ke mata melalui kornea, kubah kuning di
depan bola mata, yang kemudian dibengkokan sedikit ( di refraksi). Berkas
cahaya kemudian melewati lensa transparan yang bisa berubah bentuk untuk
mendapatkan focus yang lebih tajam dalam mekanisme yang disebut akomodasi.
Cahaya melanjutkan perjalannya melewati cairan atau vitreus humor di dalam bola
mata dan memberi bayangan terbalik ke lapisan retina. Retina memiliki lebih
dari 120 juta sel kerucut dan sekitar 7 juta sel batang. Sel-sel ini mengubah
energi cahaya yang sampai menjadi sinyal saraf. Sel batang tersebar di retina
dan merespon terhadap cahaya tingkat rendah tapi tidak dapat membedakan warna.
Sel keerucut terkonsentrasi di fovea membutuhkan keadaan yang lebih terang agar
dapat bekerja dan dapat membedakan warna dan rincian halus. Serat saraf dari
sel batang dan sel kerucut berhubungan melalui sel retina perantara menuju
serat yang membentuk serat optic. Melaluinya, gambar dikirimkan ke korteks
visual di otak dan dibalik ke posisi yang sebenarnya (Parker, 2007). Seseorang dikatakan normal jika berkas cahaya
yang masuk mata yang telah difokuskan oleh lensa jatuh tepat pada retina. Jika
cahaya yang masuk tidak tepat pada retina, maka seseorang dikatakan memiliki
kelainan pada mata. Berikut ini adalah kelainan yang terjadi terjadi pada mata.
a. Myopia
Myopia (berasal dari Bahasa yunani “penglihatan-dekat”) atau rabun jauh. Myopia adalah cacat mata
karena mata tidak mampu melihat benda-benda yang jauh dengan jelas. Hal ini
terjadi ketika sinar cahaya yang masuk ke mata berkumpul didepan retina dalam
vitreous humor. Myopia disebabkan oleh pemanjangan bola mata yaitu jarak antara
lensa retina dan mata meningkat dan
penurunan panjang fokus lensa.
Pada myopia karena bola mata terlalu panjang
atau lensa terlalu kuat maka sumber sahaya dekat dibawa ke fokus di retina
tanpa akomodasi (meskipun akomodasi dalam keadaan normal digunakan untuk
melihat benda yang dekat), sementara sumber cahaya jauh terfokus didepan retina
dan tampak kabur. Oeh karena itu, orang dengan myopia memiliki penglihatan
dekat dengan baik dari pada penglihatan jauh, suatu keadaan yang dapat
diperbaiki dengan lensa konkaf. (Sherwood, 2011)
b.
Hypermetropi
Hypermetropia adalah
rabun dekat yang disebabkan bayangan
jatuh dibelakang retina. Akibatnya semakin benda yang dilihat, semakin tidak
jelas terlihatnya. Pada hypermetropia bola mata terlalu pendek atau lensa
terlalu lemah. Benda jatuh difokuskan di retina hanya dengan akomodasi,
sedangkan benda dekat terfokus dibelakang retina bahkan dengan akomodasi dan,
karenanya tampak kabur.
Karena itu orang yang menderita
hypermetropia memiliki penglihatan jauh yang lebih baik dari pada penglihatan
dekat, suatu keadaan yang dapat dikoreksi dengan lensa konveks. (Sherwood,
2011)
c.
Presbyopia
Presbiopi
adalah kelainan mata karena kemampuan lensa mata untuk berakomodasi menjadi
pipih dan cembung sangat lemah. Hal ini mengakibatkan mata mengalami gangguan melihat
benda yang letaknya sangat jauh dan dekat yaitu sekitar 20-30 cm menjadi kabur.
Untuk mengatasi kelainan mata ini, penderita presbiopi dapat menggunakan lensa
rangkap yaitu cekung dan cembung (Purwanto, 2009). Disamping itu pertambahan umur juga dapat menyebabkan lensa
bertambah keras dan kaku serta otot-otot siliar menjadi lemah, akibatnya daya
akomodasi lensa berkurang sehingga orang juga sukar untuk melihat banda pada
jarak dekat. Presbyopia dapat dibantu menggunakan kacamata bifokal yaitu kaca
mata yang mempunyai dua fokus. Setengah bagian lensa yang bagian atas untuk
melihat jauh dan bagian bawah untuk melihat dekat. (Surya, 2009)
DAFTAR
PUSTAKA
Purwanto, B. 2009. Buku Super:
Ilmu Pengetahuan Sosial, Alam, dan Sains,
serta Umum Nasiona dan Internasional. Jakarta: Tarnsmedia.
Sherwood, Lauralee. (2011). Fisiologi manusia: dari sel ke sistem.
Jakarta: EGC
Steve, Parker.
(2007). Ensiklopedia tubuh manusia.
London: Dorling Kindersley Limited.
Surya, Yohanes. (2009). Optika. Tangerang: PT Kandol